Scroll untuk baca artikel
BeritaMotivasi

5 Cara Berkelas Melawan Komentar Toxic yang Merendahkan Orang Lain

×

5 Cara Berkelas Melawan Komentar Toxic yang Merendahkan Orang Lain

Sebarkan artikel ini
Cara Mengatasi Orang Toxic Orang yang Merendahkan Orang Lain. 5 Cara Mengatasi Komentar Merendahkan. Toxic Merendahkan Orang
Hashtag Dan Ilustrasi Gambar Cara Mengatasi Orang Toxic Orang yang Merendahkan Orang Lain. 5 Cara Mengatasi Komentar Merendahkan. Toxic Merendahkan Orang

5 Cara Berkelas Melawan Komentar Toxic yang Merendahkan Orang Lain – Selamat datang kembali, teman-teman! Pernahkah Anda merasa terhina atau dihina oleh komentar orang lain? Meskipun pendapat tersebut tidak selalu mencerminkan kenyataan, namun bisa memicu emosi. Sebagai alternatif untuk merespons dengan emosi, berikut adalah lima cara berkelas untuk menanggapi komentar toksik:

1. Ucapkan Terima Kasih

NB : Postingan ini sudah di update menjadi postingan video. Anda bisa “BERALIH KE VERSI VIDEO” atau tetap di sini untuk melanjutkan membaca

Scroll Untuk Terus Membaca
Scroll Untuk Terus Membaca

Mengucapkan terima kasih meski terdengar aneh, bisa menunjukkan bahwa Anda menerima komentar tersebut tanpa terpancing emosi. Ini juga mengalihkan perhatian ke hal-hal positif.

2. Berkelas dan Sarkastik

Tanggapi dengan berkelas dan sedikit sarkasme. Misalnya, jika seseorang meragukan prestasi Anda, Anda bisa menyampaikannya dengan gaya yang tajam namun tetap elegan.

3. Menerima Kritik dengan Dingin

Tidak semua komentar bermaksud merendahkan. Cobalah untuk menerima kritik dengan dingin, mungkin mereka hanya kurang tepat dalam pemilihan kata. Tunjukkan bahwa Anda bisa berpikir rasional.

4. Selipkan Humor

Beberapa komentar toksik mungkin hanya niatnya menyakitkan. Menyelipkan humor atau candaan dapat membantu meredakan ketegangan dan menunjukkan bahwa Anda tetap tenang di tengah-tengah situasi sulit.

5. Tanggapi dengan Pertanyaan

Saat dihadapkan dengan komentar yang merendahkan, balaslah dengan pertanyaan yang menantang. Hal ini dapat membuat lawan bicara menyadari ketidaksetujuannya tanpa harus terlibat dalam pertengkaran.