Bhutan: Negara Yang Menjamin Rakyatnya Bahagia – Bhutan, sebuah negara kerajaan yang berada di pegunungan Himalaya Timur, telah mengambil pendekatan yang unik dalam mengukur keberhasilan nasional. Berbeda dengan negara-negara lain yang mengandalkan Produk Domestik Bruto (PDB) sebagai ukuran kemakmuran, Bhutan justru mengukur tingkat kebahagiaan warganya. Pendekatan ini dikenal sebagai “Gross National Happiness” atau Kebahagiaan Nasional Bruto, sebuah konsep yang telah diadopsi sejak tahun 1971.
NB : Postingan ini sudah di update menjadi postingan video. Anda bisa beralih ke versi video atau tetap di sini untuk melanjutkan membaca.
Scroll Untuk Terus MembacaScroll Untuk Terus Membaca
Dalam konsep Kebahagiaan Nasional Bruto, Bhutan mempertimbangkan faktor-faktor seperti kesehatan, pendidikan, kelestarian lingkungan, dan kebahagiaan warga negaranya sebagai indikator keberhasilan nasional. Pemerintah Bhutan secara aktif berupaya mendorong kebahagiaan warganya melalui berbagai kebijakan yang mendukung aspek-aspek ini. Bahkan, negara ini memiliki Kementerian Kebahagiaan yang bertugas mengukur kepuasan seseorang terhadap hidup mereka saat ini. Hal ini dilakukan berdampingan dengan Komite Kebahagiaan Nasional Bruto yang mengukur kualitas hidup warga berdasarkan nilai finansial dan mental.
Salah satu aspek menarik dari Bhutan adalah kebijakan sosialnya. Di negara ini, tidak ada seorang pun yang tinggal di jalanan alias tunawisma. Jika ada warga yang tidak memiliki rumah, mereka dapat bertemu dengan raja untuk mendapatkan sepetak tanah di mana mereka dapat membangun rumah dan bercocok tanam.
Bhutan juga memiliki perhatian tinggi terhadap lingkungan. Mereka menanam ribuan pohon dalam waktu singkat, bahkan memecahkan rekor dunia pada tahun 2015 dengan menanam 50.000 batang pohon dalam waktu 1 jam. Pemerintah Bhutan melarang warganya membunuh hewan dan memiliki perhatian khusus terhadap alam. Mereka juga mengatur lalu lintas dengan cara unik, tanpa menggunakan lampu lalu lintas, untuk menjaga suasana tenang yang sesuai dengan konsep kebahagiaan nasional.
Meskipun Bhutan memiliki topografi yang menantang dan akses yang terbatas, negara ini telah mempertahankan kedaulatan dan identitas budayanya dengan baik. Mereka memiliki kebijakan isolasi diri yang ketat, namun mulai membuka diri terhadap dunia luar pada akhir tahun 1999 dengan penggunaan internet dan televisi. Ini menjadi titik balik yang berharga bagi penduduk Bhutan untuk mengakses informasi dan teknologi seperti negara-negara lain.
Meski terisolasi, penduduk Bhutan hidup bahagia dengan mayoritas masyarakat yang memeluk agama Buddha dan menghormati kaum wanita. Bhutan telah membuka pintu bagi wisatawan sejak tahun 2000-an, tetapi dengan pembatasan untuk mempertahankan budaya dan lingkungan mereka. Meskipun demikian, 97% dari total populasi Bhutan mengaku hidup bahagia, menjadi bukti bahwa pendekatan unik mereka terhadap kemakmuran telah memberikan hasil yang signifikan. Ayo saksikan video di atas untuk lebih memahami bagaimana Bhutan menerapkan konsep kebahagiaan nasional dalam kehidupan sehari-hari. Jangan lupa berbagi artikel ini dan kunjungi sipjos.com untuk informasi menarik lainnya!
Info : Sedikit informasi bahwa situs posjos.com sedang dalam proses migrasi konten. Dari yang semula konten artikel, sebagian akan di sempurnakan menjadi konten video. Anda bisa membuka postingan versi video di tautan ini. Dan untuk mengunjungi halaman postingan dalam format audio anda bisa menuju ke halaman ini. Ikuti juga posjos.com di Tiktok.