Scroll untuk baca artikel
BeritaDunia

Desa Albino Tanzania: Semua Penduduknya Berkulit Pucat

×

Desa Albino Tanzania: Semua Penduduknya Berkulit Pucat

Sebarkan artikel ini
Posjos.com - Semua Penduduknya Berkulit Pucat Inilah Desa Albino Tanzania. Orang Albino Tanzania. Penduduk Desa Albino di Tanzania
Posjos.com - Semua Penduduknya Berkulit Pucat Inilah Desa Albino Tanzania. Orang Albino Tanzania. Penduduk Desa Albino di Tanzania

POSJOS.COMInilah Desa Albino Tanzania: Semua Penduduknya Berkulit Pucat | Afrika, benua yang dikenal sebagai rumah bagi orang-orang berkulit hitam, namun di Tanzania, sebuah negara di bagian timur Afrika, terdapat sebuah desa yang memperlihatkan pemandangan yang unik. Desa ini dihuni oleh orang-orang dengan kulit yang sangat pucat, bukan karena berasal dari luar benua, melainkan sebagai penduduk asli yang menderita albinisme sejak lahir.

Albinisme di Tanzania

NB : Postingan ini sudah di update menjadi postingan video. Anda bisa “BERALIH KE VERSI VIDEO” atau tetap di sini untuk melanjutkan membaca

Scroll Untuk Terus Membaca
Scroll Untuk Terus Membaca

Albinisme adalah kondisi genetik yang menyebabkan kurangnya produksi melanin dalam tubuh. Di Tanzania, diperkirakan ada sekitar 173.000 jiwa penduduk yang menderita albinisme, dengan satu dari setiap 1400 orang terkena kondisi ini, jauh di atas rata-rata dunia satu banding 20.000.

Tantangan dan Stigma

Penderita albinisme di Tanzania menghadapi berbagai tantangan mulai dari penurunan penglihatan hingga risiko kanker kulit. Namun, tantangan yang lebih besar muncul dari stigma sosial dan diskriminasi. Dalam budaya setempat, kepercayaan pada sihir dan okultisme memunculkan pandangan bahwa orang-orang albinisme dianggap sebagai makhluk yang dikutuk atau bahkan dianggap sebagai hantu yang tidak bisa mati.

Ancaman Kematian

Parahnya, kepercayaan ini telah menyebabkan perlakuan ekstrem terhadap orang-orang albinisme. Sejak tahun 2006 hingga 2019, sebanyak 76 orang albinisme dilaporkan hilang dan 182 lainnya mengalami serangan fisik. Bahkan, di beberapa wilayah, menjadi seorang albino bisa berarti menjadi target perburuan, karena diyakini bahwa tubuh mereka memiliki khasiat tertentu untuk pengobatan.

Baca Juga :   Cuma Ada Satu Gibran Di Dunia Ini, Cawapres Di Rendahkan Lalu Menang

Upaya Perlindungan dan Bantuan

Pemerintah Tanzania merespon situasi ini dengan mendirikan tempat perlindungan di sebuah desa. Tempat ini bertujuan memberikan kehidupan yang lebih normal dan aman bagi orang-orang albinisme. Dengan menampung sekitar 8000 orang penderita albinisme, tempat ini juga memberikan bantuan medis dan pendidikan.

Tantangan di Daerah Pedesaan

Meskipun upaya pemerintah dan kampanye anti-stigma dilakukan, tantangan terbesar masih terletak di daerah pedesaan. Di sini, orang-orang albinisme menghadapi ancaman yang lebih besar karena kurangnya pemahaman dan pendidikan. Asosiasi Albino Tanzania menilai bahwa jumlah sebenarnya penderita albinisme bisa jauh lebih tinggi dari yang terdaftar secara resmi, mencapai 173.000 jiwa.

Kesimpulan

Desa Albino di Tanzania menggambarkan kompleksitas dan kesulitan yang dihadapi oleh orang-orang yang berbeda warna kulitnya dalam budaya yang masih tertutup.

NB : Postingan ini sudah di update menjadi postingan video. Anda bisa “BERALIH KE VERSI VIDEO” atau tetap di sini untuk melanjutkan membaca

Meskipun langkah-langkah perlindungan telah diambil, tantangan besar tetap ada, dan upaya untuk mengubah pandangan masyarakat perlu ditingkatkan, terutama di daerah pedesaan.