Scroll untuk baca artikel
BeritaDunia

Kutupalong: Kamp Penampungan Etnis Rohingya Terbesar di Dunia

×

Kutupalong: Kamp Penampungan Etnis Rohingya Terbesar di Dunia

Sebarkan artikel ini
Posjos.com - Kutupalong: Penampungan Orang Rohingya. Pengungsi Rohingya. Mengenal Rohingya. Asal Usul Rohingya
Hashtag Dan Ilustrasi Gambar Posjos.com - Kutupalong: Penampungan Orang Rohingya. Pengungsi Rohingya. Mengenal Rohingya. Asal Usul Rohingya

Kutupalong: Kamp Penampungan Etnis Rohingya Terbesar di Dunia – Kutupalong, sebuah kamp pengungsi di Cox’s Bazar, Bangladesh, telah menjadi rumah bagi sekitar 1 juta etnis Rohingya, kelompok Muslim yang mengungsi secara brutal dari Myanmar pada tahun 2017. Awalnya, tempat ini adalah desa nelayan kecil yang berubah menjadi tempat pengungsian sementara, tapi seiring waktu, tenda-tenda itu menjadi tempat tinggal permanen.

NB : Postingan ini sudah di update menjadi postingan video. Anda bisa “BERALIH KE VERSI VIDEO” atau tetap di sini untuk melanjutkan membaca

Scroll Untuk Terus Membaca
Scroll Untuk Terus Membaca

Pada tahun 1991, setelah operasi militer di Burma, dua kamp penampungan, Kutupalong dan Nayapara, hanya mendaftarkan sekitar 34.000 pengungsi. Namun, serangan terhadap Rohingya oleh militer Myanmar pada Agustus 2017 membawa lebih dari 750.000 orang ke Kutupalong, membuatnya menjadi kamp terbesar di dunia. Pemerintah Bangladesh mengalokasikan lahan hutan yang luas untuk menampung mereka, tetapi ekspansi ini tidak tanpa konsekuensi.

Dengan populasi yang terus berkembang, para pengungsi Rohingya telah menebang hutan dengan cepat untuk membangun gubuk-gubuk mereka. Dampaknya meliputi tanah longsor, banjir, erosi, dan kekurangan air bersih. Selain itu, jumlah sampah yang dihasilkan di kamp ini menjadi ancaman serius bagi lingkungan sekitar.

Meskipun banyak upaya bantuan internasional pada awalnya, seperti pembangunan jalan, klinik medis, dan distribusi makanan, donasi mengalami penurunan seiring waktu, mempengaruhi kondisi hidup penghuni. Pemerintah Bangladesh bahkan membatasi akses telekomunikasi dan meminta perusahaan telekomunikasi untuk membatasi layanan di kamp.

Keberadaan Rohingya di Kutupalong juga menimbulkan kontroversi lokal, dengan keluhan tentang dampaknya terhadap pekerjaan penduduk asli dan perdagangan manusia yang mencoba menyelundupkan mereka keluar atau masuk ke Bangladesh. Usaha pemerintah untuk merelokasi sebagian pengungsi ke sebuah pulau di Teluk Benggala juga mendapat perlawanan.

Baca Juga :   Kemenangan Prabowo Sudah Diakui Pemimpin Dunia

Meski pemerintah Bangladesh berkomitmen memberikan perlindungan sementara, penolakan pengungsi untuk pulang ke Myanmar dan kontroversi seputar relokasi terus menciptakan ketegangan di Kutupalong. Upaya pemerintah untuk membatasi akses dan meningkatkan kehadiran militer juga menjadi sumber ketidakpuasan di antara penghuni kamp.

Dengan dilema kompleks ini, situasi di Kutupalong menggambarkan tantangan yang dihadapi oleh komunitas pengungsi Rohingya dan negara-negara penerima dalam menangani krisis kemanusiaan ini.