Scroll untuk baca artikel
ArtikelBeritaKhazanah

Cara Menjawab Azan dan Ikamah yang Benar

×

Cara Menjawab Azan dan Ikamah yang Benar

Sebarkan artikel ini
Posjos.com - Menjawab Azan dan Ikamah. Cara Azan Dan Doa Setelah Adzan Serta Cara Menjawab Azan Subuh dan Ikamah yang Benar
Ilustrasi Gambar Posjos.com - Menjawab Azan dan Ikamah. Cara Azan Dan Doa Setelah Adzan Serta Cara Menjawab Azan Subuh dan Ikamah yang Benar

Cara Menjawab Azan dan Ikamah yang Benar – Sudah paham bagaimana merespons dengan benar ketika Azan berkumandang dalam Islam?

NB : Postingan ini sudah di update menjadi postingan video. Anda bisa “BERALIH KE VERSI VIDEO” atau tetap di sini untuk melanjutkan membaca

Scroll Untuk Terus Membaca
Scroll Untuk Terus Membaca

Ketika Azan terdengar, penting bagi umat Muslim untuk memberikan tanggapan yang sesuai. Sebab Azan merupakan panggilan untuk beribadah, ada tata cara yang khusus dalam meresponsnya.

Menurut penelitian dari Repository UIN Raden Intan, salah satu alasannya adalah agar masyarakat memiliki persepsi positif tentang Azan sebagai bentuk dakwah. Azan adalah ajakan untuk melaksanakan salat berjamaah.

Selain itu, Azan juga sangat penting sebagai pengingat waktu salat.

Untuk mengikuti aturan dalam menjawab Azan, caranya cukup sederhana. Yang perlu dilakukan adalah melafalkan kalimat-kalimat yang terdapat dalam Azan itu sendiri. Sebagaimana disarankan oleh Allamah Sayyid Abdullah bin Alawi al-Haddad yang dapat Anda temukan di NU Online.

Jangan lupa untuk selalu mengunjungi posjos.com agar Anda tidak ketinggalan berita dan informasi menarik lainnya, lengkap dengan video.

Berikut anjuran untuk menjawab azan setelah dikumandangkan oleh muadzin sebagai berikut:

وإذا سمعت المؤذن فقل مثل ما يقول إلا في الحيعلتين فقل: “لا حول ولا قوة إلا بالله” وفي التثويب صدقت وبررت، فإذا فرغت من جوابه فصل على النبي صلى الله عليه وسلم.

Artinya: “Apabila seseorang mendengar suara azan, maka ucapkanlah seperti yang diucapkan muazin,”

Cara Menjawab Azan dan Ikamah yang Benar

1. Menjawab dengan Jawaban Khusus

Kecuali ketika muazin mengucapkan:

حَیَّ عَلَی الصَّلاةِ dan .حَیَّ عَلی الفَلٰاحِ

“Hayya ‘alal falah,” dan “Hayya ‘alal Sholah,”

Sebagai cara menjawab azan yang benar, ucapkanlah:

لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ اِلَّا بِاللهِ

“Lâ haula walâ quwwata illâ billâhi.”

Artinya: “Tiada daya dan upaya kecuali dengan Allah.”

2. Mengulangi Kalimat Azan

Melalui penjelasan di atas, bisa disimpulkan cara menjawab azan yang benar adalah menirukan bacaan yang diucapkan oleh muazin, seperti:

اللّهُ‏ أَکْبَرُ،

“Allaahu Akbar.”

Maka akan dijawab dengan “Allaahu Akbar.”

أَشْهَدُ أَنْ لا إِلٰهَ إلّا اللّهُ

“Asyhadu allaa illaaha illallaah.”

Dijawab dengan lafal “Asyhadu allaa illaaha illallaah.”

أَشْهَدُ أنَّ مُحَمَّداً رَسُوْلُ اللّهِ

“Asyhadu anna Muhammadar rasuulullah”

Lafal ini dijawab dengan lafal “Asyhadu anna Muhammadar rasuulullah.”

حَيَّ عَلَى الصَّلاَةِ (٢x)

حَيَّ عَلَى الْفَلاَحِ (٢x)

“Hayya ‘alashshalaah (2x) Hayya ‘alalfalaah (2x)”

Untuk menjawab bagian ini, cara menjawabnya adalah dengan bunyi:

لاحول ولاقوّة الاّ بالله

“Laa haula walaa quwwata illa billahi.”

Artinya: “Tidak ada daya upaya dan kekuatan, kecuali dengan pertolongan Allah.”

3. Cara Menjawab Azan Subuh

Lain lagi saat mendengar azan salat subuh. Maka, cara menjawab azan subuh saat muazin mengucapkan bacaan:

الصّلاة خير من النّوم

“As shalaatu khairum minan naumi.”

Artinya: “Salat lebih baik dari para tidur.”

Maka, orang yang mendengarnya dapat menjawab dengan bacaan:

صدقت وبررت وانا على ذلك من الشّاهدين

“Shadaqta wabararta wa anaa ‘alaa dzaalika minasy syaahidiina.”

Artinya: “Benar dan baguslah ucapanmu itu dan aku pun atas yang demikian termasuk orang-orang yang menyaksikan.”

Setelah mengetahui cara menjawab azan, apakah ada cara tertentu untuk menjawab ikamah?

Ikamah adalah panggilan atau seruan segera berdiri untuk melaksanakan salat.

Sebenarnya, ketika dikumandangkan suara ikamah oleh muazin, maka sunah bagi orang Islam untuk menjawab ikamah dengan cara khusus.

Kalimat-kalimat yang terdengar dapat dijawab sama persis seperti yang diucapkan oleh muazin, kecuali pada kalimat:

قَـدْ قَامَتِ الصَّـلاَةُ

“Qad Qaamatish Shalaah.”

Artinya: “Telah masuk waktu salat.”

Kalimat tersebut dapat dijawab dengan lafaz atau bacaan:

أقامها الله وادامها وجعلني من صالحى أهلها

“Aqaamahallahu wa adaamahaa waja’alani min shaalihi ahliha.”

Artinya: “Semoga Allah mendirikan salat itu dengan kekalnya, dan semoga Allah menjadikan aku ini, dari golongan orang-orang yang sebaik-baiknya ahli salat.”

Setelah mendengar suara ikamah, seseorang dapat menjawabnya kembali dengan membaca doa setelah ikamah, yakni:

الّلهمّ ربّ هذه الدّعوة التّامّة والصّلاة القائمة صلّ وسلّم على سيّدنا محمّد واته سؤله يوم القيامة

“Allaahumma rabba hadzihid da’watit taammati wash-shalaatil qaa-imati, shalli wasallim ‘alaa sayyidinaa muhammadin, wa aatihi su’lahu yaumal qiyaamati.”

Artinya: “Ya allah Tuhan yang memiliki panggilan yang sempurna, dan memiliki salat yang ditegakkan, curahkan rahmat dan salam atas junjungan kita Nabi Muhammad, dan berilah/kabulkan segala permohonannya pada hari kiamat.”

Cara menjawab azan telah diterangkan dalam hadis dari kitab Bulughul Maram, Kitab Shalat, Bab Al-Azan.

وَعَنْ أَبِي سَعِيدٍ اَلْخُدْرِيِّ – رضي الله عنه – قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – – إِذَا سَمِعْتُمْ اَلنِّدَاءَ, فَقُولُوا مِثْلَ مَا يَقُولُ اَلْمُؤَذِّنُ – مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ .

Dari Abu Sa’id Al-Khudri RA, dia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Jika kalian mendengar azan, ucapkanlah seperti yang diucapkan muazin,” (Muttafaqun ‘alaih).

Ada juga keterangan lain yang memperkuat hadis tersebut:

وَلِمُسْلِمٍ: – عَنْ عُمَرَ فِي فَضْلِ اَلْقَوْلِ كَمَا يَقُولُ اَلْمُؤَذِّنُ كَلِمَةً كَلِمَةً, سِوَى اَلْحَيْعَلَتَيْنِ, فَيَقُولُ: “لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاَللَّهِ”

Artinya: “Dalam riwayat Muslim tentang keutamaan, jawaban azan sebagaimana yang diucapkan muazin satu demi satu, kecuali pada kalimat hay’alatain (hayya ‘alash sholah dan hayya ‘alal falah), hendaklah mengucapkan, ‘Laa hawla wa laa quwwata illa billah’,” (HR Muslim).

Kandungan dari hadis tersebut antara lain:

Aturan menjawab azan

Disunahkan untuk mengikuti lafaz azan, sebagaimana pendapat jumhur ulama.

Mengikuti muazin pada seluruh lafaz azan, kecuali pada kalimat hay’alataini (hayya ‘alash sholaah dan hayya ‘alal falaah), yang dapat diikuti dengan ucapan “Laa hawla wa laa quwwata illa billah.”

Termasuk kalimat “ash-sholaatu khoirum minan nauum” diikuti dengan kalimat yang sama.

Alasan mengapa harus menjawab azan dengan ucapan tertentu yakni seseorang dapat menghadiri salat berjamaah hanya dengan kekuatan dan pertolongan dari Allah SWT.

Tidak wajib menjawab ketika sedang salat

Mengikuti ucapan azan tetap ada, bahkan ketika melakukan tawaf keliling Kabah karena azan itu termasuk dalam ucapan zikir.

Jika sedang salat, ucapan muazin tidak perlu diikuti karena keadaan dalam salat sudah sangat-sangat menyibukkan.

Hal ini seperti anjuran dalam ayat “Inna fish sholaati la-syughlaa.”

Dilarang berzikir di kondisi tertentu

Dilarang untuk berzikir seperti saat di kamar mandi dan ketika berhubungan intim.

Dalam kondisi ini, mereka tidak perlu menjawab (mengikuti) ucapan azan.

Muazin pun tidak mengikuti ucapan azan untuk dirinya sendiri.

Hukum menjawab suara azan

Bagaimana kalau ucapan azan yang didengar dari beberapa tempat?

Jawabannya, semua azan yang didengar itu diikuti (dijawab), itu lebih baik. Sebab menjawab azan hukumnya sunah, bukan wajib.

Mengikuti ucapan azan itu ada setelah kalimat azan diucapkan, bukan bersamaan dengan ucapan kalimat azan.

Jika mendengar suara azan mulai dari pertengahan, maka yang diikuti (dijawab) adalah sisa yang didengar, tidak perlu dari awal.

Mengikuti ucapan muazin disyaratkan jika mendengar azan, walaupun tidak menyaksikan muazin tersebut.

Keutamaan Menjawab Azan

Setiap kalimat dalam azan memiliki makna tersendiri.

Oleh karena itu, dengan mengetahui cara menjawab azan, seseorang akan mendapatkan hikmah saat melakukannya.

Salah satunya adalah membuat hati menjadi tenang.

Bukan hanya itu, berikut ini adalah beberapa penjelasan tentang manfaat menjawab azan.

1. Menjadi Saksi Kebaikan

Menjawab azan yang merupakan panggilan salat, akan menjadi sebuah amal baik yang akan dicatat oleh malaikat Rakib dan Atid.

Catatan itu akan menjadi saksi kebaikan seseorang di hari kiamat.

Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW:

“Tidaklah suara azan yang keras dari yang mengumandangkan azan didengar oleh jin, manusia, segala sesuatu yang mendengarnya melainkan itu semua akan menjadi saksi pada hari kiamat,” (HR Abu Ya’la).

2. Menjawab Azan Karena Keyakinan Hati Akan Mengantarkan Menuju Surga

Saat mengetahui cara menjawab azan serta meyakini dengan hati kebenarannnya, maka hal tersebut bisa saja akan mengantarkan seseorang ke surga.

“Ketika muazin mengumandangkan ‘Allahuakbar Allahuakbar’ lalu kalian menjawab ‘Allahuakbar Allahuakbar’.

Kemudian muazin mengumandangkan ‘Asyhadu anlaa ilaaha illallah’, lalu kalian menjawab ‘Asuhadu anlaa ilaaha illallah’ dan seterusnya hingga akhir azan.

Siapa yang mengucapkan itu dari dalam hatinya maka akan masuk surga,” (HR Muslim).

3. Diampuni Dosa

“Kemudian, barang siapa yang ketika mendengarkan azan dia mengucapkan: aku bersaksi bahwasanya tiada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah SWT dan bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah SWT.

Siapa yang mengucapkan itu maka dosa-dosanya akan diampuni,” (HR Ahmad, Muslim dan lainnya).

4. Diberi Selawat oleh Allah SWT

“Apabila kalian mendengar muazin, jawablah azannya. Kemudian bacalah selawat untukku.

Karena orang yang membaca selawat untukku, maka Allah akan memberikannya selawat untuknya 10 kali,” (HR Muslim).

5. Rasa Kebersamaan Muncul

Saat seseorang menjawab azan, ia merasakan perasaan kebersamaan dengan umat Islam lainnya yang juga mendengar azan dan bersiap-siap untuk salat.

Ini menciptakan ikatan sosial dan rohani dalam komunitas Muslim.

Demikian penjelasan tentang bagaimana cara menjawab azan agar mendapatkan pahala setiap kali ‘undangan’ dari Allah SWT tersebut didengarkan.

Jangan lupa untuk selalu mengunjungi posjos.com agar Anda tidak ketinggalan berita dan informasi menarik lainnya, lengkap dengan video.

Info : Situs posjos.com sedang dalam proses migrasi konten. Dari semula konten artikel, sebagian akan di sempurnakan menjadi konten video. Anda bisa membuka postingan versi video di halaman ini. Untuk postingan dalam format audio buka di sini. Ikuti juga posjos.com di Tiktok.

Baca Juga :   Terjahan Kitab Alfiyah Ibnu Malik Bahasa Indonesia